Mengenalmu Berteman Lalu Jatuh Cinta

Mencintainya? Untuk saat ini aku tidak berharap lebih sejatinya aku sudah mengerti tentang diriku sendiri yang tak mampu bertarung untuk Melupakanmu atau terus berjuang untuk memenangkan hatimu, entahlah nanti akan ada saatnya dia mengerti.
Mengenalmu bukan perkara yang mudah, Berjabat tangan lalu menyebut nama! Tapi tidak denganku, Aku hanya dapat memandangmu dari balik keramain bahkan namamu kutahu dari teman Seperjuangan ku.

Cerita Berawal dari Gedung Sekolah yang sama kita hanya dipisahkan oleh Ruang Penghalang yang jauh Kau Di kelas VIII sedangkan aku di Kelas IX.

Berkenalan denganmu membutuhkan waktu yang menjekelkan aku selalu mencuri-curi senyumu dan disisi lain aku hanya bisa menatap tanpa mendekat lalu berkata.

Kau anak baru di Sekolahanku kala itu kau pindahan dari sekolah lamamu, Lampung Kota Asalmu dan kini selamat datang dikotaku Jambi.

Nanung atau Ganung? Aku tak begitu jelas mendengarnya ketika temanku menyebut namanya.

Cantik Yang pasti iya? Baik dan Ramahnya jangan di ragukan lagi dia orangnya.

Terkadang waktu itu jahat! Jahat telah membiarkan ku melangkah sedikit menjauh darinya, aku pergi mencari Rezeki sedangkan dia melanjutkan mimpinya Di "Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)".

Kini aku benar-benar telah kehilangan Senyumnya, Tawanya dan Hitam manis Raut Wajahnya.

Berteman? Kini hanya bisa melalui pesan singkat melalui Sosial Media ketika aku mulai rindu ku coba luangkan waktu untuk bertanya Kabar lalu kau meresfonya dengan lambatnya dan aku bisa mengerti.

Nanung aku memanggilnya Begitu? Kini dia selalu sibuk dengan dunia barunya aku sangat mengerti saat dia mulai lelah dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Terkadang dia ingin berhenti sejenak untuk meluruskan otot-otot sarafnya yang mulai terlilit oleh Rutinitas yang selalu membuat dia terlihat kuat, Namun kau tak bisa membohongi lelahnya Raut wajahmu.

Nanung? Memilih untuk menjadi bagian dari beberapa orang untuk mengabdi kepada Negara ini, Setahuku! Dia bekerja di bagian staf perangkat Desa.

Ketika aku mulai bertanya tentang kabarnya? Dia hanya menjawab "Baik" Lalu setelah itu seperti biasa dia Pergi, Hilang, Seperti tidak mengerti tentang Rasa.

Namun setidaknya Rasa Ini tetap bertahan hingga sekarang entah sampai kapan dia akan betah wahai cinta di hati menunggumu Mengerti.

Jatuh Cinta? Itu hanya pertanyaan Bodoh, Sebodoh aku yang selalu menjadkannya Priorities di hati yang entah sampai kapan akan bertahan.

Mencintainya? Untuk saat ini aku tidak berharap lebih sejatinya aku sudah mengerti tentang diriku sendiri yang tak mampu bertarung untuk Melupakanmu atau terus berjuang untuk memenangkan hatimu, entahlah nanti akan ada saatnya dia mengerti.

Saat Rasa Mencintai telah mengajakku berhenti sejenak untuk beristirahat disitu seharusnya dia paham dan setidaknya sedikit mengerti tentang rasa yang telah hilang "Seharusnya"...

Kutulis sepucuk harapan dan Do'a dengan sangat tulusnya buat dia "Nanung" Yang telah sedikit berkurang usia nya.

Terlintas ingin menjadi orang pertama yang selalu mengucapkan "Selamat Ulang Tahun" Namun aku mengerti, Aku hanya bintik-bintik kecil di sepucuk mawar yang menua dan mulai layu yang ku Petik dari batangnya.

Kado? Aku tak mampu membelikanmu sebuah Boneka Doraemon atau sepucuk Bunga Mawar ditoko Pak Lim yang cerewet itu.

Yang dapat kuberi hanya tulisan bermakna curhatan hati aku tak pandai merangkai kata yang aku bisa hanya merangkai cerita.

"Selamat Ulang Tahun Nanung" Semoga harimu menyenangkan, Panjang umur, murah rezeki, dan sebagian harapan yang telah kau impikan.

1 comment

Komentar Yang Tidak Sopan Saya Hapus.