Aku Dan Coretan Isi Hatiku?

Disaat malam mulai semangkin larut, suasana sunyi semangkin mencekam kalbu. Disudut kamar, di tempat aku biasa bermimpi. Terlihat seorang pemuda yang merindu. Sesosok wanita, yang selalu menghantui pikiranya sendiri.
Disaat malam mulai semangkin larut, suasana sunyi semangkin mencekam kalbu. Disudut kamar, di tempat aku biasa bermimpi. 

Terlihat seorang pemuda yang merindu. Sesosok wanita, yang selalu menghantui pikiranya sendiri.

Sepi malam selalu menemani, bercanda dalam kegelisahan hatinya. Suara hati yang terus bergejolak. Ingin rasanya memutar kembali waktu silam. Saat dimana rasa yang entah berwarnakan apa ini?.

Warna itu kini mulai mengukir lukisan wajahnya di dinding hati ini. Semangkin jelas, wajah itu kini. Sekilas senyum itu, saat kita berkumpul bersama saat acara dimalam itu. Ingin rasanya berlama dalam ruang yang sama.

Tidak bosan aku terus menatap dari sisi sudut ruang.  Seakan penuh, memori penyimpanan di otak kananku. Akan gambaran tentang dirimu. Ketika dimana waktu itu telah usai. Dihati cuma berharap, pertemukan kembali esok.

Waktu yang lama telah memisahkan, tidak pernah ada kabar, tidak ada kata Menyapa di antara kita. Jejakmu Hilang, diterpa hujan deras menenggelamkan kenangan.

Perpisah waktu itu, sedikit memberi ruang lega dalam ingatan. Namun, ingatan itu kembali saat namamu kembali terkenang. Dalam beberapa waktu lalu kita di pertemukan, dengan suasana berbeda.

Kau tampak sedikit meninggi, namun tetap sama dalam 6tahun silam. Sifatnya mulai dewasa. Namun tikahnya terkadang masih kekanak-kanakan. Badan mungil, imutz, sedikit lengsung pipit. Ada rasa tersendiri dalam memandang. Entah apa yang merancuni pikiranku.

Ketika waktu menemukan kita kembali, ada rasa bahgia di hati. Suatu sore di hari sabtu, Ku paksakan niat yang semangkin memudar. Tepat pukul 18:00 kami singgah dirumahmu, yang megah. Serasa gugup, pikiran kacau, jantung berdebar. Kau sambut kami tepat di depan pintu.

Ada tingkah konyol, terlihat bodoh, terkadang saya sendiri tak mengerti apa yang harus di katakan. Kau menyambutku dan menyodorkan tangan, sambil berkata "Minal aidjin wal fa ijin". Suara khas yang kau katakan, masih sama persis, saat kau ucapkan tahun lalu.

Kenapa waktu harus memisahkan kita lagi. Kuumpat dan kumaki waktu yang semangkin singkat ini. Kembali aku harus meninggalkan mu, dan berharap esok ada waktu untuk bertemu.

keesokan di tempat yang berbeda, aku masih dapat melihatmu kembali. Walau hanya dalam jarak dekat, aku belum mampu menatap matamu. Kau tertawa, tersenyum, bercanda. Seakan itu ciri khasmu. Foto bersama, hanya jadi kenangan nyata, yang setiap saat kupandang tanpa pernah berkata bosan.

Namun waktu yang terus membuatku, kembali terpisah. Aku tau ini waktu dimana kamu akan meraih kesuksesanmu. Disini ditempat ini, terakhir kita bertemu. Ku setia menunggu dimana ada kabar darimu.

Disaat malam, dimana rasa Rindu mulai melanda. Ku beranikan untuk menghubungimu, lewat pesan singkat. Terkadang harapan itu mulai sirna, apa yang kuharapkan tidak mendapat resfon. Tapi aku mengerti, mungkin sibuk atau sedang ada tugas.

Ketika kata ini terlintas dalam benak, tangan ini langsung meresfon lalu menulisnya. Buat kamu, kutitipkan pesan Rindu dalam tulusan ini. Semoga kamu mengerti sedikit saja. Jaga kesehatan dan semoga cepat sukses.


Cerita Oleh :
Editor :

Post a Comment

Komentar Yang Tidak Sopan Saya Hapus.